Monday, October 16, 2006
Air Mata Rosulullah Saw
Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkansalam. "Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannyamasuk, "Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah yang membalikkanbadan dan menutup pintu.Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata danbertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?" "Tak tahulah ayahku,orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya," tutur Fatimah lembut.Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan.Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang."Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yangmemisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut," kata Rasulullah,Fatimah pun menahan ledakan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri,tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut bersama menyertainya.Kemudian dipanggillah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langitdunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini. "Jibril,jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?" Tanya Rasululllah dengan suarayang amat lemah. "Pintu-pintu langit telah terbuka,para malaikat telahmenanti ruhmu. Semua surga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kataJibril. Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masihpenuh kecemasan."Engkau tidak senang mendengar khabar ini?" Tanya Jibril lagi. "Khabarkankepadaku bagaimana nasib umatku kelak?" "Jangan khawatir, wahai RasulAllah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: 'Kuharamkan surgabagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya," kata Jibril.Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik.
Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh,urat-urat lehernya menegang. "Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini."Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnyamenunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka."Jijikkah kaumelihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" Tanya Rasulullah padaMalaikat pengantar wahyu itu. "Siapakah yang sanggup, melihat kekasihAllah direnggut ajal," kata Jibril. Sebentar kemudian terdengar Rasulullahmengaduh, karena sakit yang tidak tertahankan lagi."Ya Allah, dahsyatnian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku.
"Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi".Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu,Ali segera mendekatkan telinganya. "Uushiikum bis-shalaati, wamaa malakat aimaanukum - peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu." Diluar, pintu tangis mulai terdengar bersahutan,sahabat saling berpelukan.
Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkantelinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan."Ummatii, ummatii,ummatiii!" - "Umatku, umatku, umatku"Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu. Kini,mampukah kita mencintai sepertinya? Allaahummasholli 'alaa Muhammad wa baarik wa sallim 'alaihi. Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.
Wallahu'alam.

Labels: ,

2 Comments:

At 6:12 PM, Anonymous Anonymous said...

teh fieeee...nuhun tos posting iyeu. dulu dah pernah baca jg, tp tetep saya ceurik deui macana hiks =(

 
At 12:52 PM, Blogger Fie said...

Ya Ri ... saya ge waktu kultum teh meni inghak2an ... pak ustadnya meni bisaan nyeritainnya seolah-olah kita ada disana menyaksikan kejadiannya ...... Mudah2an kita semua menjadi umat yang diharapkan oleh Nabi kita Muhammad Saw ... Amin ....

 

Post a Comment

<< Home