Tuesday, September 12, 2006
Jangan Sepelekan Orang Berdosa
Oleh : KH Abdullah Gymnastiar
Kemaksiatan yang menimbulkan rasa rendah hati dan harapan (akan rahmatdan kasih sayang Allah) lebih baik daripada taat yang membangkitkan rasamulia diri dan keangkuhan. (Ibnu Atha'ilah).Pada masa lampau, ada seorang 'abid (ahli ibadah) dari kalangan BaniIsrail. Tak berlalu sedikit pun kecuali ia isi dengan taqarrub kepadaAllah. Karena kesalehannya, Allah SWT selalu melindunginya. Ke mana punia pergi, awan-awan akan bergerak melindungi dari sengatan sinarmatahari, sehingga badannya tidak kepanasan.Suatu hari, Allah SWT mempertemukan ahli ibadah ini dengan seorangwanita pelacur. Saat melihat sang 'abid, timbul dalam hati pelacur inikeinginan untuk bertobat. Ia mendekati 'abid ini dengan harapan agar iasudi memintakan ampun kepada Allah. Namun apa yang terjadi? Saat pelacuritu mendekat, timbullah rasa jijik dalam hati sang 'abid. Dengankata-kata menyakitkan, ia mengusir pelacur tersebut untuk menjauhdarinya. Ia merasa dirinya suci dan takut kesuciannya ternoda olehseorang pelacur rendahan.Rasulullah SAW menceritakan akhir kisah ini bahwa Allah mengampuniseluruh dosa pelacur itu dan mencabut keistimewaan sang 'abid sertamembatalkan smeua amal yang pernah dilakukannya. Allah punmenghinakannya. Sampai-sampai seorang laki-laki berani menginjak tengkukahli ibadah ini saat ia tengah bersujud di tempat tafakurnya.Ibnu Atha'ilah dalam kitab Hikam mengomentari kisah ini, Sesungguhnya,kemaksiatan yang menimbulkan rasa rendah hati dan harapan (akan rahmatdan kasih sayang Allah) lebih baik daripada taat yang membangkitkan rasamulia diri dan keangkuhan.Saudaraku, tidak ada manusia sempurna di dunia ini, selain RasulullahSAW. Semulia dan setinggi apa pun derajat seseorang, pasti ia pernahmelakukan dosa dan kesalahan. Karena itu, tidak pantas bagi kitamenghina dan merendahkan orang karena kesalahan dan dosa-dosa yangpernah dilakukannya. Ketahuilah, saat kita menghina dan merendahkanmereka, sebenarnya saat itu pula kita telah merendahkan dan menginakandiri kita sendiri. Kecuali terhadap orang-orang yang memang telahdirendahkan Allah.Hakikatnya, selain dengan amal ibadah, Allah pun bisa mengangkat derajatseseorang karena dosa-dosanya. Bagaimana mungkin? Saat seseorang berdosadan menyesali dosa-dosa yang dilakukannya, kemudian terus-menerusmeminta ampun kepada Allah, ia pun gigih menjauhi dosa, serta berusahamenebus dosa-dosa tersebut dengan kebaikan, maka yakinlah, saat itu pulaAllah SWT akan mengangkat derajatnya. Difirmankan, Hai orang-orang yangberiman, bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang sebenar-benarnya,mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu danmemasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai(QS At Tahriim [66]: 8). Saudaraku, jangan pernah menghina dan merendahkan orang lain karenakekurangannya. Apalagi kalau sampai membeberkannya sehingga diketahuiumum. Kita dianggap baik oleh orang, hakikatnya karena Allah masihmenutupi aib-aib kita. Jangan sampai anugerah Allah ini kita khianati.Menurut Rasulullah SAW, saat kita gemar membuka aib orang lain, makaAllah pun akan membukakan aib dan kekurangan kita kepada orang lain.Na'uzubillah! Maka Jadikan diri kita sebagai kuburan bagi aib oranglain. Saat mendengar aib saudara kita, segera kubur dan jangan pernahkita buka, kecuali yang dibenarkan agama.Bagaimana caranya agar kita bisa bersikap proporsional melihat diri danorang lain, sehingga tidak terjebak ke dalam sikap merendahkan orang danmenganggap mulia diri? Rumus 2B2L tampaknya bisa menjadi solusi. Apakahitu? Berani mengakui jasa dan kelebihan orang lain. Bijak terhadapkekurangan dan kesalahan orang lain. Lihat kekurangan diri sendiri.Serta lupakan jasa dan kebaikan diri. Wallaahu a'lam.
( KH Abdullah Gymnastiar )

Labels:

0 Comments:

Post a Comment

<< Home